Rabu, 28 November 2012

budidaya kentang


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahualaihiwasallam, karena atas hidayah-Nyalah makalah ini diselesaikan.
Makalah ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis mengajar Teknologi produksi Tanaman.
Penulis memohon kepada Bapak dosen khususnya, umumnya para pembaca barang kali menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini, baik dari segi bahasanya mupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang berifat membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

                                                                                                Malang, 17 September 2012

                                                                                                Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..... i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..  ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………... 1
1.1.Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
BAB II ISI dan PEMBAHASAN …………………………………………………………... 2
A. Teknik Persiapan Benih ..………………………………………………………………… a
B. Teknik Persiapan Lahan .………………………………………………………………… b
C. Jarak Tanam .................…………………………………………………………………. c
D. Pemupukan dan Penanaman ……………………………………………………………....d
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………. 3
DAFTAR PUSTAKA…..…………………………………………………………………... 4

















BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Kentang merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000). Disamping itu, kentang termasuk salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai perdagangan domestik dan potensi ekspor yang cukup baik. Produksi kentang di Indonesia pada tahun 1998 mencapai 998 032 ton, meningkat sebanyak 22.7% dari tahun 1997 (813 368 ton) (Anonim, 1999). Namun demikian, kemampuan produksi kentang Indonesia hanya dapat memenuhi 10% konsumsi kentang nasional, yaitu 8.9 juta ton per tahun (Wattimena, 2000).
Kentang (Solanum tuberosum) adalah salah satu komoditas sayuran hortikultura yang menjadi andalan para petani di Indonesia, karena selain bernilai ekonomi tinggi dan stabil, juga sebagai sumber karbohidrat yang cukup tinggi, dan dapat dikonsumsi  sebagai pengganti makanan pokok beras dan jagung, dalam usaha meningkatkan diversifikasi makanan pokok. Namun dalam usaha meningkatkan produktivitasnya yang menjadi kendala utama bagi para petani kentang adalah ketersediaan benih yang berkualitas masih terbatas dipasaran produsen benih (penangkar benih) serta kurangnya pemahaman petani dalam berbudidaya sehingga sangat mempengaruhi pengembangan dalam budidayanya.
Kendala utama dalam peningkatan produksi kentang adalah pengadaan dan distribusi benih kentang berkualitas yang belum kontinyu dan memadai serta kurangnya pemahaman petani dalam berbudidaya. Padahal saat ini, penggunaan benih bebas pathogen/berkualitas mutlak diperlukan.
Penanaman bibit kentang bermutu, tepat waktu dan tepat umur fisiologis adalah faktor utama penentu keberhasilan produksi kentang (Wattimena, 2000). Upaya penyediaan benih kentang bermutu perlu dilandasi dengan sistem perbenihan yang mapan. Sentra produksi utama kentang di Indonesia terletak di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara (Wattimena, 2000). Perbanyakan benih kentang bebas penyakit di Jawa Barat telah dimulai sejak tahun anggaran 1991/1992 dalam program kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Jepang melalui Japan International Corporation Agency (JICA). Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh benih kentang bermutu tinggi, bebas dari penyakit dengan harga yang terjangkau oleh petani.


BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A.    Teknik Persiapan Tanam
a.       Persiapan Benih
Bibit kentang merupakan umbi yang akan dijadikan bibit atau bahan yang akan    ditanam. Bibit tanaman kentang berasal dari umbi. Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas unggul.
Umbi disimpan di dalam rak/peti di gudang dengan sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%). Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah dan 5-6 bulan pada suhu 25 Celcius. Pilih umbi dengan ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas. Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai bibit hanya sampai generasi keempat saja. Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
Bila bibit diusahakan dengan membeli, (usahakan bibit yang kita beli bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa dan dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi yang dibelah harus direndam dulu di dalam larutan Dithane M-45 selama 5-10 menit. Walaupun pembelahan menghemat bibit, tetapi bibit yang dibelah menghasilkan umbi yang lebih sedikit daripada yang tidak dibelah. Hal tersebut harus diperhitungkan secara ekonomis.

b.    Persiapan Lahan
Setiap tanaman membutuhkan kondisi lingkungan serta keadaan tanah sesuai untuk tumbuh kembangnya secara optimal. Begitu pula dengan tanman kentang. Pada dasarnya,lahan yang digunakan untuk bercocok tanaman harus diolah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar tanah serta membantu melancarkan sirkulasi udara dalam tanah dan menghilangkan gas-gas beracun yang memungkinkan ada pada tanah (setiadi dan Nurulhuda (1993:26). Menurut AAK (1992:148). Tanah yang hendak ditanami kentang harus sesuai dengan syarat hidup kentang, karena apabila kentang ditanami tanah berat, kentang tersebut akan lebih mudah terserang penyakit dan terdapat kemungkinan bentuk umbinya kurang baik dan kotor.
Persiapan lahan yang dilakukan untuk budidaya tanaman kentang dimulai dari mengolah lahan tersebut sebelum ditanami kentang. Setiadi dan Nurulhuda (1993:27) berpendapat bahwa tahap-tahap pengolahan lahan dimulai dari membajak tanah untuk membalik posisi tanah, lalu dibiarkan selama beberapa hari supaya terkena sinar matahari langsung, setelah itu tanah tersebut dicangkul atau digaru, lalu dibiarkan terlebih dahulu dalam beberapa hari, kemudian tanah tersebut dibajak kembali.
c.       Jarak Tanam
Sebelum melaksanakan penanaman terlebih dahulu membuat garitan tanah yang sesuai dengan jarak tanam yang dianjurkan yaitu 25cm x 50cm atau 30cm x 50cm tergantung pada varietas dan tingkat kesuburan tanah garitan dibuat sedalam 20cm dimana nantinya kedalam garitan ditaburkan kompos atau pupuk kandang yang telah matang. Diatas pupuk kandang juga diberikan pupuk buatan sebagai pupuk dasar.
d.      Pemupukan dan Penanaman
Pemupukan dan penanaman dasar adalah dua kegiatan yang saling terpaut atau dilaksanakan secara bersama dilapangan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim hujan atau akhir musim hujan.Sebagai pupuk dasar diberikan pupuk ZA, SP36, KCl dan NPK yang diberikan sebagai pupuk susulan yaitu pada saat tanaman berumur 25-30 hari setelah tanam atau bersamaan dengan pembubunan tahap pertama.





















BAB III
KESIMPULAN


Sebelum dilakukan penanaman kita harus melakukan persiapan tanam yang baik agar hasil yang diperoleh maksimal. Hal pertama yang dilakukan yaitu mempersiapkan benih yang berkwalitas baik dari  umbi yang cukup tua antara 150-180 hari, umur tergantung varietas, tidak cacat, umbi baik, varietas unggul.  Persiapan tanam yang baik meliputi menolah tanah agar tanah cocok untuk tanaman yang akan ditanam hal ini bertujuan membantu mengoptimalkan dan memperlancar sirkulasi udara dan menghilangkan gas-gas beracun yang memungkinkan ada pada tanah.
Selain itu kita memperhatikan jarak tanam yang akan dibuat pada lahan agar sesuai pada tanaman kentang jarak tanam yang dianjurkan yaitu 25cm x 50cm atau 30cm x 50cm. Sebab setiap tanaman memiliki jarak tanam syarat pertumbuhan yang berbeda. Selain itu keterkaitan antara penanaman dan pemupukan baiknya tanaman kentang diberi pupuk pupuk ZA, SP36, KCl dan NPK agar tumbuh optimal.


DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1992. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Kanisius: Yogyakarta
Central International Potato. 1984. Potatoes for the Developing World. Lima, Peru
Setiadi dan Surya Fitri Nurulhuda. 1993. Kentang: Varietas dan Pembudidayaan. Penebar           Swadaya: Jakarta
Sinung, R. Basuki. 1989. Production Potato in Indonesia: Prospect for Medium Altitude Production (Eds J. W. T. Bottema et al.). CGPRT Centre, Bogor





































ERVANSYAH 115040201111183

Tidak ada komentar:

Posting Komentar