Kamis, 07 Maret 2013


Nama Anggota Kelompok :
§  Fita Fitriatul Wahidah
§  Etty Wahyuningsih
§  Fangga Ratama Camada
§  Ervansyah Danur Saputro
Kelas   : G Agroekoteknologi
Tugas  : STELA Minggu Ke-2 dan Ke-3
MINGGU KE 2
1. Tanah sebagai suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yangg setiap individunya punya ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yang sempit, sehingga mudah dibedakan 1 dengan lainnya. Jelaskan !
Tanah memiliki batas-batas tertentu yang dimiliki. Di dunia ini terdapat berbagai macam jenis tanah, yang mana setiap masing-masing individu tanah memiliki karekteristik/ sifat yang berbeda. Tetapi perbedaan dari sifat-sifat tersebut relatif sempit antara tanah yang satu dengan yang lainnya, sehingga dari berbagai macam tanah di dunia ini dapat dibedakan dan dikelompokkan sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Dalam menentukan jenis suatu tanah tidak terlepas dari sifat fisik, kimia, dan keadaan biologi dari suatu tanah tersebut. Namun tanah derdeba dengan dunia hayati lainnya jika 2 tumbuhan berbeda memiliki letak yang berdekatan tidak akan berbaur namun berbeda dengan tanah 2 jenis tanah yang berbeda yang memiliki jarak saling berdekatan akan terjadi reaksi (berbaur antar keduanya).
2. Jelaskan definisi TANAH. Pasir pantai apakah termasuk dalam definisi tanah? Mengapa?
Tanah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik yang memiliki gejala-gejala kehidupan dan mampu menyusun / menopang pertumbuhan tanaman yang terbentuk dari hasil interaksi antara batuan induk, topografi, iklim, organisme, dan waktu. Pasir pantai tidak termasuk dalam tanah karena pasir pantai tidak mampu menopang pertumbuhan tanaman, selain itu pasir pantai terbentuk karena hasil pengkikisan batuan-batuan karang yang ada disekitar pantai bukan karena lima faktor pembentuk tanah.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dalam Gambar 2? (continuum, soilscape, polypedon dll)
gambar soal 3
 Penjelasan dari bagian-bagaian yang terdapat pada gambar di atas adalah:
·         Continuum merupakan proses pertukaran dalam kesinambungan interaksi antar komponen tanah dan kelangsungan segala reaksi tanah.
·         Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat berbeda antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya.
·         Polypedon merupakan kumpulan atau gabungan dari pedon yang menunjukkan sifat-sifat yang sama.
·         Pedon adalah satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih disebut tanah. Berukuran antara 1-10 m2.
·         Soil Profil merupakan Penampang vertikal tanah yang ditempati horizon – horizon dan dibawahnya terdapat bahan induk.
·         Soil Agregat merupakan Agregat tanah merupakan gumpalan tanah yang tidak mempunyai bentuk yang jelas. Berbeda dengan struktur tanah yang mempunyai bentuk yang jelas.
4. Tanah sbg satuan 3-D, perlu disajikan dg cara ‘multifactorial’ dlm btk  peta tanah. 2-D digambarkan pd peta tanah, sedangkan dimensi vertikal + sifat2 internalnya, disajikan dlm legenda peta. Maksudnya apa?
Tanah merupakan sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai bentuk 3 dimensi, karena didalam tanah terdapat profil tanah yang didalamnya terdapat horison-horison yang menjadi ciri satu jenis tanah dan perbedaan bentuk muka bumi disuatu wilayah (topografi). Penyajian info tentang tanah tidak hanya berupa keadaan tanah dan topografi di suatu daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan banyak faktor yang ada di dalam tanah dan di sekitarnya (multifaktorial). Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam bentuk 2 dimensi sesuai keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala, sedangkan faktor-faktor yang berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur, kelembaban, konsistensi, dll, disajikan dalam bentuk legenda. Biasanya dapat disajikan dengan tanda-tanda atau dengan warna tertentu. Legenda peta inilah yang dapat membantu seseorang untuk membaca suatu peta tanah dan memberikan informasi tentang satuan-satuan tertentu yang terdapat di dalam peta tanah.
5. Jelaskan pengertian Peta tanah.  Untuk membuat peta tanah, peta apa saja yang diperlukan sebagai dasar/ penunjang? Mengapa?
Peta tanah adalah peta yang dibuat untuk memperlihatkan distribusi taksa tanah, dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi.
Pada umumnya diperlukan suatu peta dasar yang digukan sebagi acuan dalam membuat suatu peta tanah. Peta dasar yang biasa digunakan adalah peta topografi. Digunakan peta topografi sebagai dasar karena apabila akan membuat suatu peta tanah, harus mengetahui keadaan nyata dari suatu objek wilayah secara 3 dimensi terlebih dahulu. Apabila keadaan topografi suatu wilayah berbeda, maka keadaan atau kondisi suatu tanah juga akan berbeda. Bentuk suatu muka bumi (topografi) berbeda-beda antara tempat yang satu dengan tempat yang lain, begitu pula keadaan tanahnya. Oleh karena itu diperlukan peta topografi sebagai dasar apabila membuat suatu peta tanah. Peta topografi dapat diperoleh melalui foto udara (skala besar) dan citra satelit (skala kecil).
6. Apa yang dimaksud dengan poligon didalam peta tanah? Bagaimana membuatnya?
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
-Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris 
-Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
       Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah :
a. Pengukuran Polygon Terbuka Bebas
1.   Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2.   Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nol kan piringan sudut horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
    Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian putar teropong  180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
    Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Pindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
9. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa untuk bacaan muka).
10.Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
11.Putar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat sudut horisontalnya, baik bacan biasa maupun luar biasa.
    Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
12. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai P akhir.
13. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
14. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik.
15. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
b. Pengukuran Polygon Tertutup
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran.
4.  Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum jam, kemudian putar teropong  180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
  Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horisontal pada bacaan biasa dan luar biasa.
   Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga kembali ke titik P1.
10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
7. Apa yg dimasud dengan taksa tanah?
Taksa atau komponen tanah adalah kategori dalam Taksonomi tanah dalam pengklasifikasian / pengelompokkan tanah berdasarkan jenis pencirinya. Taksa tanah terdiri dari ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri.  Dalam membandingkan sifat-sifat tanah dengan kriteria-kriteria untuk sifat taksa yang ditulis harus berurutan, apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan ka dalam taksa yang disebut paling awal, baru dicoba untuk taksa yang kedua, ketiga dan seterusnya.
8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks. Jelaskan. Beri ilustrasi dengan gambar, shg perbedaan ketiganya jelas
komposisi konsosiasi komposisi asosiasi
·            Konsosiasi
Satuan pemetaan tanah konsosiasi didominasi oleh satuan tanah dan tanah yang serupa  (similiar soil unit). Dalam konsosiasi paling tidak memmpunyai 50% satu satuan tanah yang sama dan 25% satuan tanah yang serupa. SPT konsosiasi diberinama sesuai dengan satuan tanah yang dominan. Satuan tanah lain yang tidak sejenis dan serupa maksimal  mempunyai persentase 25%. Dua satuan tanah dikatakan sebagai tanah yang serupa apabila mereka hanya berbeda pada satu atau duua kriteria yang menyebabkan keduanya diklasifikasikan kedalam kelompok yanng berbeda. Secara uumum satuan satuan tanah yanng serupa mempunyai potensi yang hampir sama. Sedangkan dua satuan tanah dikatakan tidak serupa apabila keduanya mempunyai perbedaan yang tegas dan lebih dari tiga kriteria yang meenyebabkan keduanya diklasifikasikan ke dalam kelompok yang berbeda. Satuan-satuan tanah  yang tidak serupa mempunyai potensi terhadap penggunaan tertentu yang berbeda secara tegas.
·            Asosiasi
SPT jenis ini mengandung dua atau lebih satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan dalam pennamaan SPT dan mempunyai komposisi yang hampir sama. Satuan-satuan tanah penyusun SPT ini tidak dapat dipisahkkan satu sama lain kedalam  SPT SPT yang berbeda karena keterbatasan skala pemetaan. SPT asosiasi dalam skala pemetaan yang lebih besar dapat dipisahkan kedalam SPT-SPT konsosiasi yang berbeda.
·            Kompleks
SPT ini mirip dengan SPT asosiasi karena terdapat dua atau lebih satuan-satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan dalam penamaan SPT, demikian juga komposisi masing-masing satuan tanahnya serupa dengan SPT asosiasi. Persebaran satuan tanah yang ada pada SPT ini tidak mengikuti pola tertentu sehingga dalam skala pemetaan yang lebih besar, satuan-satuan tanah yang menyusunnya tetap tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
9. Beri contoh single value map. Cari di internet.Mengapa peta tsb dikatakan bukan peta tanah?
Untitled
single value map merupakan peta kemiringan lereng, yang berarti dalam hal ini peta tersebut bukan peta tanah. Karena dalam peta kemiringan tempat hanya menjelaskan tentang Kecuraman lereng,panjang lereng dan bentuk lereng, yang mana semuanya akan mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Dan kemiringan lereng merupakan ukuran kemiringan lahan relative terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam persen atau derajat.Sedangkan peta tanah menjelaskan tentang sebaran taksa tanah yang berhubungan dengan kemampuan fisik dari permukaan bumi.
10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini?
10
Gambar diatas merupakan macam atau metode untuk menentukan batas tanah, berikut penjelasannya :
Ø  Rigid survey :
Gambar pertama merupakan metode Rigid survey atau Grid kaku (Rigid Grid). Penentuan batas tanah ini diterapkan pada survey tanah detil sampai dengan sangat detil, dimana tidak tersedia foto udara. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin :
·         Skalanya terlalu kecil
·         Mutunya sangat rendah
·         Daerah yang disurvey tertutup awan atau kabut
·         Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogen dan datar
·         Daerah yang disurvey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat
·         Daerah survey berrawa, padang rumput atau savana yang tidak menampakkan gejala permukaan
Dalam metode ini, pengamatan dilakukan dalam pola teratur pada interval titik pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah. Metode ini juga sangat cocok diterapkan pada daerah-daerah dimana posisi pemeta sukar ditentukan dengan pasti.
Terdapat keuntungan dan kerugian menggunakan metode grid kaku.
Keuntungan menggunakan metode grid kaku :
·         Tidak memerlukan penyurvey yang berpengalaman karena lokasi titik-titik pengamatan sudah di plot pada peta rintisan (peta rencana pengamatan).
Kerugian menggunakan metode grid kaku antara lain :
·         Perlu waktu sangat lama, terutama untuk medan berat
·         Penggunaan titik pengamatan tidak efektif
·         Sebagian dari lokasi pengamatan, tidak mewakili satuan peta yang dikendaki (missal pada pengamatan pemukiman, daerah peralihan 2 satuan lahan, dan lain-lain).
Ø  Adapted grid survey :
Gambar selanjutnya menggunakan metode Grid bebas (adapted grid survey). Metode ini merupakan perpaduan antara metode grid kaku dengan metode fisiografi. Metode ini dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil yang kemampuan foto udara dianggap terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.
Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada pengamatan adalah rapat. Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-titik pada pengamatan adalah renggang. Metode ini sangat baik diterapkan oleh surveyor yang belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara.
Ø  Physiografic survey :
Gambar ketiga menggunakan metode Fisiografik (bantuan foto udara). Metode ini sangat efektif pada survey tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia foto udara berkualitas cukup tinggi. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU, sedangkan kegiatan lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi sifat dan ciri tanah masing-masing satuan peta. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat tertentu pada masing-masing satuan peta.
Pada penentuan batas tanah menggunakan metode fisiografik, jumlah pengamatan pada tiap-tiap satuan peta tergantung pada :
·         Ketelitian IFU, keahlian dan kemampuan surveyor dalam memahami hubungan fisiografi dan keadaan tanah
·         Kerumitan (kompleks atau tidaknya) satuan peta tersebut. Semakin rumit, maka semakin banyak luasan satuan peta. Semakin luas, maka jumlah pengamatan yang dilakukan juga semakin banyak.
11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di Indonesia. Bandingkan nama peta2 tersebut dengan nama yang digunakan di luar negeri.
Macam Peta Tanah berdasarkan skala peta di Indonesia
aa
Peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di Indonesia:
·         Peta Tanah Bagan (Skala 1 : 2.500.000 atau lebih kecil); fungsi dari peta ini untuk memperoleh gambaran umum sebaran tanah secara nasional.
·         Peta Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.500.000 – 1 : 5.000.000); gambaran sebaran tanah secara umum untuk penyusunan atlas nasional dan tidak untuk keperluan praktis karena informasi tentang sifat-sifat tanah sangat minim.
·         Peta Tanah Tinjau (Umumnya skala 1 : 250.000); peta ini dapat menggambarkan daerah-daerah yang berpotensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
·         Peta Tanah Semi Detil (1 : 50.000); peta ini dapat memberikan informasi tentang potensi pertanian serta penggunaannya untuk berbagai bentuk pengelolaannya.
·         Peta Tanah Detil (Skala 1 : 10.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk proyek-proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan sebagainya.
·         Peta Tanah Sangat Detil (Skala >1 : 10.000); peta ini untuk penelitian khusus. Misalnya percobaan pertanian, untuk mempelajari variabilitas respon tanaman terhadap pemupukan atau perlakuan tertentu.


Macam Peta Tanah berdasarkan skala peta di Kanada
nn
mm


12. Apa yang dimaksud dengan luas minimum yang masih dapat disajikan pada peta? Mengapa perlu ada batasan tersebut?
Luas minimum yang dapat disajikan pada peta adalah suatu luasan terkcil yang masih dapat digambarkan pada peta. Pada dasarnya ukuran tersebut merupakan parameter kartografi, karena setiap polygon pada suatu peta harus tertulis simbol satuan petanya. Simbol tersebut harus tertulis dengan ukuran tertentu, sehingga masih dapat dibaca. Batasan ukuran polygon minimal adalah 0,4 cm(untuk yang berbentuk bulat), sedangkan untuk polygon berbentuk memanjang dan sempit harus lebih besar (dari aspek luasannya) agar dapat memuat simbol satuan peta.
Perlu ada batasan, karena untuk mengetahui batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup atau bahan-bahan tumbuhan yang belum mulai melapuk. Satuan – satuan yang di hasilkan umumnya berupa tubuh lahan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang dibedakan oleh batas-batas alami suatu batas tanah pada suatu peta.
13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tsb? Masing-masing kelompok agar menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala berbeda
Ubin adalah satuan luas lahan yang dipakai di Indonesia, satuan ini banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang), khususnya di Pulau Jawa dan telah dipakai sejak zaman Hindia-Belanda. Ukuran satu ubin menyatakan luas sebesar 14,0625 (3,75 × 3,75) meter persegi sedangkan 1 bahu adalah 500 ubin. Satuan ini dipakai untuk mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman pangan, seperti padi atau kedelai. Pada suatu lahan diberi batas yang dinamakan “petak ubinan” (berukuran satu ubin). Hasil panen untuk petak ini diukur terlebih dahulu sebelum dicampur dengan hasil panen yang lain. Hasil pengukuran ini lalu dikonversi menjadi hasil per hektare. Karena luas minimum di Indonesia adalah 0,4 cm2
Contoh Perhitungan luas lapangan:
J
Gambar diatas merupakan peta berskala 1:25.000, cara perhitungan : 
L = (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak (dalam cm²)) x (Penyebut Skala)²
L = (9 x (3cm x 3 cm)) x (25.000)²
L = (9 x 9 cm²) x 625.000.000 cm²
L = 81 cm² x 625.000.000 cm²
L = 50.625.000.000 cm²
Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
L = 5,0625 km²
14. Soal :
K
Dalam catatan tersebut, tertulis bahwa daerah tertutup vegetasi (hutan), relative datar, garis putih pada foto adalah sungai.
Berdasarkan catatan tersebut, terdapat dua syarat yang termasuk dalam metode Grid kaku, yakni
  • Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogeny dan datar
  • Daerah yang disurey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat
Akan tetapi, masih terdapat gejala fisiografi (garis sungai) pada peta tersebut, sehingga metode yang digunakan adalah perpaduan dari metode grid kaku dan metode fisiografik, yakni metode grid bebas. Metode ini dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil yang kemampuan foto udara dianggap terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.
Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak titik-titik pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada pengamatan adalah rapat.Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-titik pada pengamatan adalah renggang.Metode ini sangat baik diterapkan oleh penyurvey yang belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara
SUMBER:
Coen, G. M. 1987. Soil Survey Handbook Volume 1. Research Branch, Agriculture Canada. Technical Bulletin 1987-9E : Ontario. 462 p.
Rayes,  M.L. 2006. Metode Inventarisai Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
TUGAS KE 3
1.    Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan analitik.
·         Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut?
·         Berikan contoh kedua pendekatan tersebut?
Perbedaan metode analitik dan sintetik
Ø  Pendekatan analitik adalahMembagi ‘kontinum’ atas persil-persil atau satuan-satuan berdasarkan pada pengamatan perubahan dalam sifat-sifat tanah ‘eksternal’ ( sifat bentang alam), melalui interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut. kegiatan ini biasanya meliputi aktivitas dalam hal membedakan,menguji, menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan,membuat deduksi, dan memriksa.

http://htmlimg3.scribdassets.com/4vei396g1sw73dm/images/3-7905144974.jpg

Ø  Sementara pendekatan sintetik adalah Mengamati, mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil tanah (pedon) oada beberapa lokasi di daerah survei. Kemudian membuat (mendelineasi) batas disekitar daerah yang mempunyai profil tanah yang serupa (memiliki taksa tanah yang sama),sesuai dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan. kegiatan ini meliputi merancang, menggabungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengolah dan membuat hipotesis.
http://htmlimg3.scribdassets.com/4vei396g1sw73dm/images/3-7905144974.jpg


Persamaan metode analitik dan sintetik: Pendekatan analitik dan sintetik sama sama dipandang sebagai pendekatan danmetode pembelajaran.

2.    Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja yang harus dilakukan?
Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:
Ø  Pertama melakukan interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.
Ø  Kemudian membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian rupa yangdiperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.
Ø  Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melaluipengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.
Contoh pendekatan analitik
http://htmlimg3.scribdassets.com/4vei396g1sw73dm/images/3-7905144974.jpg
3.    Lihat pada peta landform Pujon dan sekitanya di bawah. Gambaran relief wilayah tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief)
a.         Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya.
b.        Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara jika:
·         menggunakan grid kaku
·         menggunakan grid bebas
·         menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek.
http://stela2010.files.wordpress.com/2010/04/konto_landform_clip.jpg?w=500&h=353
Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
http://stela2010.files.wordpress.com/2010/04/konto_tin_clip.jpg?w=500&h=353
Relief Pujon dan sekitarnya.
§  Menggunakan Grid Kaku
Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan sintetik. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei. Pengamatan dilakukan dengan pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar) atau di daerah yang belum ada foto udaranya.

§  Menggunakan Grid Bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail, foto udara berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti paa grid-kaku, tetapi jarak pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei. Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, sehingga perlu pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak pengamatan dapat dilakukan bberjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat kerumitan pola tanah di lapangan. Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasikan secara sistematis model mental hubungan tanah-lansekap, menarik batas dan menentukan komposisi satuan peta. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan mudah (sesuai dengan model mental), pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit, sedangkan daerah lainnya (terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan pengamatan lebih banyak (lebih mendetail). Dengan jumlah sampling yang sama, dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.

§  Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa persyaratan untuk daerah kunci adalah :
a)     Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei
b)     Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan bentang-alam atau landform  dapat dipelajari dengan mudah.
c)      Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail, sekitar 10-30 % dan skala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total)
d)     Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi
 Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali :
a)     Daerah survei relatif sempit
b)     Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik
c)      Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei irigasi)
d)     Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah

Gambar 1.1:Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
            Gambar 1.2:  Relief Pujon dan sekitarnya.
Menurut kelompok kami pendeketan yang sesuai untuk landform gambar 1.1dangambar 1.2 adalah pendekatan analitik, karena pendekatan analitik menggunakanmetodefisiografiatau interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.Kemudian membagi lansekap ke dalambatas- batas (mendelineasi) atau komponen-komponenhingga sedemikian rupa yangdiperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melaluipengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar