Minggu, 09 Desember 2012

BEBERAPA SENYAWA YANG MENGHAMBAT PERTUMBUHAN GIBBERELLIN


BEBERAPA SENYAWA YANG MENGHAMBAT PERTUMBUHAN GIBBERELLIN
Abscissic acid
Di dalam tanaman, Abscissic acid (ABA) menyebar di dalam jaringan. Inhibitor ini mempunyai fungsi atau peranan yang berlawanan dengan zat pengatur tumbuh: auxin, gibberellin, dan cytokinin. Retardant adalah inhibitor yang berlawanan dengan kegiatan gibbberellin pada perpanjangan batang. Hal ini terbukti dari hasil penelitian (Lang dkk) dengan menggunakan CCC dan Amo-1618 pada jamur fusarium moniliforme dan tanaman derajat tinggi. Ternyata bahwa sintesis gibberellin diblokir sehingga gibberellin tersebut tidak berpengaruh. Sedangkan SADH menghambat diamin oksida (yang berperan dalam perubahan tryptamine menjadi IAA).
ABA sebagai salah satu jenis inhibitor mendukung dormansi, abscission dan senscence. Sedangkan SADH, CCC, Phosfon-D dan Amo-1618 menghambat perpanjangan batang (cell elongation). Growth retardant ini aktifasinya berlawanan dengan gibberellin. MH (Maleic Hydrazide) sering digunakan sebagai herbisida dalam konsentrasi yang tinggi. Aktifitas MH ini menghambat aktifitas meristematic, sehingga menghambat perpanjangan batang. Begitu pula morphactin dan turunannya, dengan menggunakan konsentrasi yang tinggi, dapat dipergunakan sebagai weed killer.
Peranan bahan kimia ini adalah menghambat perpanjangan batang dan berfungsi pula untuk memecahkan auxillary bud (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Serangkaian derivatif kaurene (1-63) telah disiapkan dan dievaluasi untuk aktivitas anti-inflamasi. Tiga belas dari senyawa yang diuji mampu menghambat produksi NO dengan IC (50) antara 2 dan 10 pM. Senyawa 11, 12, 14, dan 23 menunjukkan rendahnya persentase viabilitas sel, sedangkan senyawa 9,, 10 17, 28, 37, 48, 55, 61 dan 62 non-sitotoksik pada konsentrasi hingga 25 pM. Beberapa struktur-aktivitas hubungan yang digariskan. Senyawa 28, 55 dan 62, terpilih sebagai senyawa perwakilan dan mereka potently menghambat ekspresi protein NOS-2. Kami juga menetapkan bahwa penghambatan NF-kB aktivasi mungkin mekanisme yang terlibat dalam anti-inflamasi efek derivatif ini kaurene. Seperti yang diharapkan, sitokin IL-6, IL-1α, TNF-α dan IFN-γ adalah menurunkan regulasi di hadapan senyawa 28, 55 dan 62 setelah stimulasi dengan LPS. Hasil ini menunjukkan bahwa turunan kaurene dapat digunakan untuk desain baru anti-inflamasi agen.
Ancymidol dan Paclobutrazol merupakan zat pengatur tumbuh yang mempunyai sifat menurunkan metobolisme jaringan dan dapat menghambat pertumbuhan vegetatif (wang dan Stelfenns,1987 dalam Purnomo dan Prahadini,1991) dan menghambat biosintesis giberellin yang berfungsi dalam proses pemanjangan sel dan jaringan tanaman (Sankhala at al.,1992 dalam Yelnititis dan Bermawie,2001)
Paclobutrazol merupakan salah satu dari zat penghambat tumbuh yang banyak digunakan untuk meningkatkan produksi dan nilai ekonomi pada tanaman hortikultura. Paclobutrazol merupakan senyawa dari (2RS, 3 RS)-1-(4-chlorophenyl)-4,4-dimethyl-2-(1H-1,2,4-Triazol-1-Y1)-pentan-3-ol) dan rumus empirik yaitu C15H20CIN3O (Plant Protection Division, 1986).
Menurut Cathey (1975) retardan atau zat penghambat tumbuh dapat menghambat perpanjangan batang, meningkatkan zat hijau daun, meningkatkan partisi karbohidrat dan secara tidak langsung dapat mendorong pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan abnormal. Paclobutrazol merupakan retardan yang paling efektif menghambat pertumbuhan dibandingkan jenis retardan yang lain. Willkinson dan Richard (1991) menambahkan bahwa paclobutrazol sangat aktif menghambat pemanjangan batang dan memacu pembungaan tanaman hias berkayu.
Sementara itu retardan ancymidol sering digu-nakan sebagai pengganti manitol dalam konservasi tanaman in vitro, karena pada konsentrasi rendah da-pat menghambat pertumbuhan dengan menghalangi tahap pembentukan ent-kaurene menjadi ent-kaure-nol dan oksidasi ent-kaurenal pada lintasan biosintesis. Ancymidol (C15H16N2O2) mempengaruhi sintesis giberelin dengan menghambat tahap oksidatif dalam biosintesis ent-kaurene, prekursor giberelin (Sarkar et al., 2001). Terhambatnya produksi giberelin menye-babkan pengurangan kecepatan dalam pembelahan sel yang mempengaruhi pemanjangan ruas batang dan perbesaran diameter batang (Sarkar et al., 2001; Saos et al., 2002)GA (Sarkar et al., 2001)
Retardan memang merupakan senyawa organik sintetik yang bila diberikan pada media akan meningkatkan warna hijau daun, meningkatkan jumlah akar tanpa menye-babkan pertumbuhan yang abnormal (Cathey, 1975)Retardan ancymidol walaupun secara statistik belum dapat menghambat pertumbuhan jeruk besar dalam kultur, namun dapat memper-baiki ketegaran tanaman, meningkatkan warna hijau daun dan mempercepat munculnya akar.

DAFPUS
Cathey, H.M. 1975. Physiology of growth retarding chemical. Ann. Rev. Plant Physiol. 15:272-299.
Goldsworthy, F.R., dan Fisher, 1992, Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik, UGM Press,Yogyakarta. 
Salisbury, F.B., dan C.W. Ross, 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung.
Sarkar, D., S.K. Chakrabarti, and P.S. Naik. 2001. Slow-growth conservation of potato microplants: Efficacy of ancymidol for long-term storage in vitro. Euphytica 117:133-142.
 Saos, F.L.G., A. Hourmant, F. Esnault, and J.E. Chauvin. 2002. In vitrobulb development in shallot (Allium cepaL.  AgregatumGroup): Effects of anti-gibberellins, sucrose, and light. Ann. Bot. 89:419-425

biosintesisthylen


Ethylen adalah hormon tumbuh yang secara umum berlainan dengan hormon lainnya seperti auxin, gibberellin dan cytokinin. Dalam keadaan normal, ethylen berada dalam bentuk gas (C2 H4) dengan struktur kimia yang sangat sederhana. Ethylen dihasilkan pada proses respirasi buah, daun dan jaringan lainnya di dalam tanaman. Karena dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah banyak maka hormon ini dapat mempercepat pemasakan buah.Struktur kimia ethylen sangat sederhana sekali yaitu terdiri dari dua atom karbon dan empat atom hidrogen.
Biosintesis ethylene
Biosintesis ethylen terjadi di dalam jaringan tanaman yaitu terjadi perubahan dari senyawa awal asam amino methionine atas bantuan cahaya dan FMN ( Flavin Mono Nucleotida ) menjadi methionil. Senyawa tersebut mengalami perubahan atas bantuan cahaya dan FMN menjadi ethylen, methyl disulphide dan formic acid.
Akhir-akhir ini zat tumbuh etilen hasil sintetis (buatan manusia) banyak yang beredar dan diperdagangkan bebas dalam bentuk larutan adalah Ethrel atau 2 - Cepa. Ethrel inilah yang dalam praktek sehari-hari banyak digunakan oleh petani-petani melon di Jawa Timur, khususnya karesidenan Madiun untuk mempercepat proses pemasakan buah melon. Ethrel adalah zat tumbuh 2 - Chloro sthyl phosphonic acid (2 - Cepa ) dengan rumus bangun pada skema 3
Pada pH di bawah 3,5 molekulnya stabil, tetapi pada pH di atas 3,5 akan mengalami disintegrasi membebaskan gas etilen, khlorida dan ion fosfat.
Karena sitoplasma tanaman pHnya lebih tinggi daripada 4,1 maka apabila 2 – Cepa masuk ke dalam jaringan tanaman akan membebaskan etylen. Kecepatan disintegrasi dan kadar etylen bertambah dengan kenaikan pH. Sudah diketahui bahwa untuk mempercepat proses pemasakan buah dipakai karbit yang juga mengeluarkan gas etylen tetapi jika dibandingkan dengan penggunaan ethrel atau 2 – Cepa ternyata bahwa penggunaan ethrel atau 2-Cepa lebih baik pengaruhnya daripada karbit baik dari segi waktu, warna, aroma dan cara penggunaannya pada buah yang telah masak.